A. Berita
BERITA DALAM BAHASA INGGRIS berasal dari kata new yang artinya "baru". Dari unsur kata ini dapat dipahami jika berita adalah sesuatu yang baru, dengan
begitu, semua informasi yang baru bisa disebut sebagai berita. Dalam dunia jurnalistik cukup banyak pengertian berita, masing-masing pakar memberikan definisi berita dengan berbeda-beda berdasarkan sudut pandang masing-masing.
Mitchell V. Charnley (Wonohito, 1977:12), mendifinisikan berita sebagai laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik dan/ atau penting bagi sejumlah orang tertentu. Berita adalah laporan yang hangat, padat, dan cermat mengenai suatu kejadian, bukan kejadiannya itu sendiri.
Menurut, Assegaff (1991:24) Berita adalah laporan tentang fakta atau ide terkini, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Nancy Nasution, (Basuki, 1983:1), mengatakan, berita merupakan laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual, terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa tersebut berpengaruh terhadap pembaca. Dalam kaitan ini, George Fox Mott (New Survey of Journalism (1958) mengindentifikasikan delapan konsep berita yang meliputi;
- Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report), Sebagaimana pengertian berita adalah laporan tercepat yang disiarkan surat kabar, radio, televisi dan media online mengenai sebuah fakta atau peristiwa. Lebih cepat berita itu disiarkan, akan lebih baik buat masyarakat.
- Berita sebagai rekaman (news as record), Untuk media cetak berupa berita yang tercetak dalam surat kabar, untuk radio rekaman dalam bentuk suara yang diudarakan dan didengarkan oleh masyarakat, untuk media TV berupakan rekaman audio visual.
- Berita sebagai fakta obyektif (news as obyective facts), Berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das sein) dan bukan laporan tentang fakta yang seharusnya (das sollen). Sebagai fakta, berita adalah rekonstruksi peristiwa melalui prosedur jurnalistik yang sangat ketat dan terukur.
- Berita sebagai interpretasi (news as interpretation), Teori jurnalistik mengingatkan, tidak semua berita dapat berbicara sendiri. Banyak berita yang diliput media hanya berupa serpihan-serpihan peristiwa. Untuk itu redaksi menyajikan analisis berita, menyelenggarakan wawancara dengan para ahli, menggelar diskusi dan sebagainya untuk membuat berita itu mempunyai makna.
- Berita sebagai sensasi (news as sensation), Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi, dan kadang banyak media menggunakan teori sensasional ini untuk menarik minat masyarakat.
- Berita sebagai minat insani (news as human interest), Berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dari dulu hingga sekarang sering membuat hati dan perasaan kita luluh lantak. Kadang ada masyarakat yang menangis, histeris, senang dan muncul berbagai macam perasaan setelah membaca, mendengar dan melihat berita. Itulah prinsip berita sebagai minat insani.
- Berita sebagai ramalan (news as prediction), Berita sesungguhnya tidak sekadar melaporkan perbuatan atau peristiwa yang terjadi secara kasat mata. Berita kadang menampilkan dampak dari apa yang disajikan terhadap kehidupan pembacanya.
- Berita sebagai gambar (news as picture), Dalam dunia jurnalistik dikenal aksioma: suatu gambar seribu kata. Artinya, gambar dalam berita bisa memberikan banyak arti bagi pembacanya. Berita yang terimplementasi dalam gambar biasanya mempunya pengaruh lebih besar dari sekadar artikel.
Dari uraian di atas, dapat kita tarik benang merahnya bahwa berita adalah laporan tentang sesuatu kejadian atau peristiwa yang disampaikan ke khalayak, baik secara lisan maupun tertulis, yang didalamnya mengandung unsur pokok yakni:"sesuatu yang eksklusif, yang jarang diketahui orang", sehingga dapat dikatakan bahwa tidak semua yang tertulis dalam surat kabar atau majalah bisa disebut sebagai berita.
Iklan dan resep masakan tidak bisa disebut berita, yang disebut berita hanyalah laporan tentang sebuah peristiwa, karena sebuah peristiwa tidak akan pernah menjadi berita bila peristiwa tersebut tidak dilaporkan.
B. Ragam Berita
Bahan dasar berita adalah realitas sosial dalam bentuk peristiwa, peristiwa dalam kehidupan manusia itu bermacam-macam ada peristiwa pembunuhan, perampokan, pengeboman dan sebagainya. Berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia Maryono Basuki (1983:5) membagi jenis-jenis berita menjadi;
1. Berdasarkan sifat kejadian, terdapat empat jenis berita, yaitu:
- Berita yang sudah diduga akan terjadi, misalnya: wawancara dengan SBY dalam sebuah acara kenegaraan.
- Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak, misalnya: peristiwa kebakaran Istana Keprisedenan.
- Berita tentang peristiwa yang direncanakan akan terjadi. misalnya: peristiwa peringatan ulang tahun kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus.
- Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga, misalnya: peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan Maulid Nabi.
2. Berdasarkan masalah yang dicakup
Masalah disini biasanya merujuk kepada aspek kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Secara umum, terdapat empat aspek kehidupan manusia, yaitu: aspek
sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan. Tapi, seiring dengan perkembangan masyarakat, keempat aspek ini terasa tidak memadai lagi, sehingga perlu dipecah lagi menjadi berbagai aspek. Atas dasar pemikiran ini jenis• jenis berita pun terbagi menjadi: berita dalam negeri dan luar negeri; berita hukum; berita social; berita pendidikan dan kebudayaan; berita pertanian; berita lingkungan hidup; berita perumahan; berita pemuda dan oleh raga; berita transmigrasi; berita kesehatan; berita ilmu pengetahuan; berita kopersi; berita pertanahan; berita penerangan; berita perindustrian; berita perbankan; berita perhubungan; berita perdagangan; berita kehutanan; berita agama; berita pertambangan; berita pangan, dan sebagainya.
3. Berdasarkan lingkup pemberitaan.
Lingkup pemberitaan terbagi menjadi empat bagian, yaitu lokal, regional, nasional dan internasional. Berita disebut berlingkup lokal kalau peristiwa yang dilaporkannya terjadi di sebuah kabupaten dan akibatnya hanya dirasakan di daerah itu. Berita disebut berlingkup nasional kalau pelaporan peristiwa yang terjadi di satu tempat dirasakan atau mempengaruhi tempat lain dalam wilayah satu negara, dan berita disebut berlingkup international jika peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat dirasakan di negara lain.
4. Berdasarkan sifat pemberitaan
Sifat berita bisa dilihat dari isinya, ada isi berita yang memberitahu, mendidik, menghibur, memberikan contoh, mempengaruhi, dan sebagainya. Bisa saja sebuah berita
mempunyai sifat lebih dari satu, namun sifat dasar sebuah berita adalah untuk memberi informasi. Berdasarkan pada isi yang dikandungnya berita juga dapat dibagi menjadi berita langsung (straight news/hard news), dan berita ringan (soft news).
5 Berita langsung (straight/hard/spot news)
Straight news disebut juga hard news, 1 yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat• pendapat penulis berita. Dalam straight news aktualitas merupakan unsur yang penting, aktualitas bukan hanya menyangkut waktu tetapi juga sesuatu yang baru diketahui atau diketemukan, misalnya, cara bam, ide baru, penemuan baru, dan lain-lain. Berita langsung umumnya lugas, ringkas, singkat, to the point kepokok persoalan dan fakta-faktanya. Namun begitu, tetap hams mengandung unsur 5-W+l-H [who (siapa), what (apa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana)].
Selain hams mengandung unsur 5-W+1-H, penyusunan berita langsung juga harus mengikuti apa yang disebut dengan istilah "piramida terbalik", di mana bagian yang paling penting ditempatkan di bagian paling awal (atas), kemudian data yang agak penting, lalu yang setengah penting dan akhirnya data pelengkap yang kurang penting. Ciri lain berita langsung (straight news) yang paling mudah dikenali adalah pada permulaan berita, setelah judul, diikuti dengan keterangan tempat dan disusul dengan nama penerbit pers yang bersangkutan, misal: "Jakarta, Kompas". Keterangan ini lazim disebut sebagai timeline. lstilah hard news lebih mengacu pada isi berita, sedangkan istilah straight news lebih mengacu pada cara penulisannya (struktur penulisanya).
6. Berita ringan (Soft News)
Berita ringan merupakan berita tentang kejadian yang bersifat lanjutan dari berita langsung, yang mencoba mengeksplorasi lebih jauh fakta yang menjawab pertanyaan mengapa dan bagaimana dalam berita langsung. Dengan begitu, berita ringan (Soft News) tidak mungkin ada tanpa adanya berita langsung tempat ia mencantel.
Prinsip penulisan soft news tidak terikat pada struktur piramida terbalik, seperti pada berita langsung. Sebab, yang ditonjolkan bukan unsur pentingnya, tetapi unsur yang bisa menarik perasaan khalayak. (LP3Y 1990:2). Intinya, Kejadian penting ditulis dalam berita langsung, sedang berita yang menarik ditulis dalam berita ringan.
Dari segi struktur penulisannya, soft news juga relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat khususnya dalam soal waktunya. Misalnya tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil akibat krisis ekonomi. Selama krisis ekonomi masih berlanjut, berita itu bisa diturunkan kapan saja. Dan jika dilihat dari bentuknya, soft new dapat dibagi menjadi dua, yakni new feature dan feature. News feature adalah feature yang mengandung unsur berita. Sedangkanfeature adalah teknik penulisan yang khas berbentuk luwes, tahan lama, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya megangkat aspek kemanusiaan.
Berita ringan sangat cocok untuk majalah karena tidak terikat aktualitas. Biasanya soft new lebih banyak mengangkat aspek kemanusiaan (human interest), termasuk
kisah-kisah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahimanusia), keanehan (oddity), keterharuan, kegembiraan, kasihan, kegeraman, kelucuan, kemarahan, dan lain-lain.
C. Nilai Berita (News Value)
Berita adalah peristiwa yang dilaporkan, namun tidak semua peristiwa adalah berita. Suatu peristiwa akan menjadi berita apabila peristiwa itu dilaporkan oleh wartawan dan dimuat di media massa. Suatu laporan peristiwa bisa dimuat di media massa apabila ia punya nilai berita (news value) atau layak untuk diberitakan. Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah peristiwa cukup penting untuk diliput.
Berikut sejumlah kriteria kelayakan berita (nilai berita), yang bersifat umum untuk semua media:
1. Penting (significance)
Kejadian yang berkemungkinan akan mempengaruhi atau dianggap punya arti penting bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang punya akibat terhadap mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Contoh: Kenaikan harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru, dan sebagainya. Tema-tema ini jelas penting karena punya dampak langsung pada kehidupan orang banyak.
2. Aktual, hangat, atau terbaru (timeliness)
Suatu peristiwa dianggap layak diliput jika baru terjadi, yang sering disebut "berita hangat," artinya belum lama terjadi dan masih menjadi bahan pembicaraan di masyarakat, jika suautu peristiwa sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut "berita hangat," tetapi disebut "berita basi."
3. Unik atau Aneh (oddity)
Suatu peristiwa diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Misalnya;
~ Orang digigit anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa.
~ Seorang siswa yang berangkat sekolah setiap hari, itu kejadian rutin dan biasa. Tetapi, jika seorang siswa membunuh gurunya, karena mendapat nilai jelek, itu aneh dan luar biasa;
4. Kedekatan (proximity).
Masyarakat akan tertarik untuk membaca sesuatu yang secara emosional, ekonomis, secara kultural, atau geografis dekat dengan mereka. Umumnya orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu. Ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan Kedua, kedekatan secara emosional.
Contoh Kedekatan kedekatan geografis/ fisik, seperti:
• Peristiwa tabrakan mobil yang menewaskan pasangan suami isteri, lebih bernilai berita daripada Valentino Rossi yang jatuh dari arena motor GP;
• Kebakaran yang menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Amerika serikat.
Contoh kedekatan emosional, misalnya:
• Agresi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Gempa yang terjadi di Madinah dan sebagainya. Secara geografis jauh akan tetapi secara emosional cukup dekat bagi khalayak media di Indonesia yang mayoritas umat muslim.
5. Keterkenalan (prominence).
Orang terkenal memang sering menjadi berita, seperti ungkapan barat, name makes news. Actor/ aktris, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi. Ucapan seorang Presiden akan lebih penting dibanding ucapan pedagang sayur; Ucapan seorang menteri yang memberi komentar tentang kenaikan harga BBM akan lebih menarik dibanding ucapan banyak pengamat ekonomi. Namun demikian, tidak selalu ucapan seorang yang memiliki nama besar lebih penting dibanding ucapan orang biasa.
6. Keluarbiasaan (magnitude).
Magnitude berarti "kekuatan" dari suatu peristiwa, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar. Dalam konteks peristiwa untuk diliput, semakin besar magnitude-nya, semakin layak peristiwa itu diliput.
Contoh;
• Sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan 10.000 buruh, tentu lebih besar magnitude-nya ketimbang demonstrasi yang cuma diikuti 100 buruh.
• Pagawai pajak yang mengemplang trilyunan rupiah lebih besar magnitude-nya daripada pencuri ayam, dan sebagainya.
7. Human Interest.
Human interest menyangkut hal-hal yang bisa menyentuh perasaan pembaca. Kejadian orang biasa, tetapi dalam peristiwa yang luar biasa, atau orang luar biasa (publik figure) dalam peristiwa biasa. Misalnya;
• anak kecil yang menemukan granat siap meledak di rel kereta api,
• Megawati yang memiliki hobi panjat tebing, atau
• SBY yang suka makan krupuk dan sebagainya.
Suatu peristiwa yang menyangkut manusia, selalu menarik diliput. Apalagi yang melibatkan drama, seperti:
• Ketegangan (suspense) - Apa keputusan yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus pembunuhan sadis itu?.
• Keanehan/Ketidaklaziman (unusualness) -- Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima.
• Minat pribadi (personal interest) - Gaun sekarang ada yang tidak perlu disetrika sehabis dicuci.
• Konflik (conflict) - Umumnya manusia memberi perhatian pada konflik: perang, kriminalitas atau olahraga atau persaingan dalam bidang apa pun karena di dalamnya terkandung unsur konflik.
• Simpati (sympathy) - Seorang bocah kehilangan ketiga kakak dan kedua orang tuanya pada musibah Tsunami di Aceh, atau Kasus Prita dengan Rumah sakit OMNI, dan sebagainya.
• Kemajuan (progress) - Suatu vaksin pencegah AIDS tengah di kembangan di Prancis.
• Seks (sex) - Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena selingkuh dengan ketua salah satu partai.
• Binatang (animals) - Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu peristiwa kebakaran.
• Humor (humor) - Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari mikrofonnya itu mati.
Topik-topik kemanusiaan semacam ini biasanya disajikan dalam bentuk feature.
8. Konflik (conflict).
Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga menarik untuk diliput. Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, juga selalu menarik. Misalnya tawuran antar mahasiswa, bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dan sebagainya, semua itu menarik diliput karena didalamnya terdapat unsur konflik.
9. Trend.
Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media. Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, suatu gaya mode tertentu yang unik, tawuran antar pelajar, dan sebagainya.
10. Dampak (impact).
Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya. Dalam kenyataannya, tidak semua nilai berita di atas akan dipakai dalam penulisan berita. Artinya, suatu berita tidak hams memenuhi semua kriteria di atas. Meski demikian, semakin banyak unsur tersebut melekat dalam suatu peristiwa maka nilai beritanya akan semakin tinggi. Sekalipun suatu peristiwa memiliki nilai berita, namun tidak secara otomatis peristiwa itu bisa disiarkan/ dicetak sebagai berita. Ada satu kriteria lagi yang hams dipenuhi, yaitu: layak cetak (fit to print).
0 Comments